Cinta dan Emosi
Pendahuluan
Dalam bahtera asmara orang sering lupa dengan segala-galanya dikarenakan cintanya pada seseorang, walaupun ada keburukan pada orang yang dicintai itu, orang yang menanamkan cinta pada nya akan terus mencintainya hingga hilangnya rasa, atau bahkan sampai mati. Hal itu sangat manusiawi apabila terjadi pada orang yang sedang asyik-asyinya menjalani perjalanan cinta.
Dalam perjalanan cinta terkadang seseorang mengalami masalah dengan lawan jenis yang ia cintai sehingga sering kali terjadi perselisihan, pertentangan atau bahkan menjadi putus cinta karena tidak menemukan titik pemecahan masalah yang tepat, di karenakan buntunya kedua pemikiran dan kurang cerdasnya emosi dua insan yang menjalin asmara ini. Berkaitan dengan hal di atas, maka perlu kiranya dua insan yang menjalani asmara memahami apa itu cinta dan emosi.
Cinta dan emosi
Cinta ialah sebuah rasa suka dari hati yang terdalam yang lahir dengan begitu tulus disertai dengan penerapan rasa yang baik kepada orang yang dicintai. Sedangkan emosi ialah suatu ekspresi tubuh yang lahir dikarenakan adanya stimuli-stimuli tertentu di luar tubuh. Dan dalam hubungan asmara, emosi erat kaitannya dengan bahasa tubuh atau kata yang tidak menyenangkan dari dari salah satu pihak yang lahir dikarenakan kurang adanya respon dari orang yang kita cintai. Jadi, yang ditekankan dalam tulisan ini ialah bagaimana seseorang bisa mengendalikan emosinya dan memecahkan permasalahan yang dihadapi agar terciptanya jalinan asmara yang abadi.
Dalam menjalin hubungan asmara terkadang merasa bahagia sekali ketika keinginan satu sama lain terpenuhi, saling memberikan pengertian, saling menguatkan, dan saling menghargai perbedaan tetapi ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki emosional yang cerdas. Terkadang dalam penjalanan asmara seseorang cenderung tidak mengenali lawan asmaranya, ia cenderung menginginkan kemauannya terpenuhi tanpa memperhatikan situasi dan kondisi lawan asmaranya sehingga dalam posisi ini orang cenderung mengalami konflik asmara dan korbannya menimbulkan bahasa emosional yang tidak cerdas.
Sebenarnya dalam menjalani kisah asmara orang bisa saja memiliki emosional yang cerdas andai saja ia memiliki kemampuan mengontrol dirinya, menahan nafsu-nafsunya, tapi hal ini sulit sekali bisa tercapai karena sifat dari manusia itu ialah bagaimana keinginannya terpenuhi cepat atau lambat, sekurang-kurangnya mendapatkan penguatan dari lawan asmaranya.
Dalam menjalani kisah asmara orang sangat membutuhkan kemampuan berkomunikasi dengan baik, karena dalam hubungan asmara paling banyak komunikasi dilakukan via handphone, tentu saja kegiatan yang dilakukan ialah telfon-telfonan dan sms-smsan. Nah, dalam melakukan hal ini, perlunya akan kemampuan berkomunikasi yang baik, bila perlu memahami psikologi komunikasi yang baik bagi kedua insan yang menjalani asmara yang membawa biduk cinta ke muara. Sebagai contoh bahasa yang dikeluarkan oleh pasangan kita kurang bersemangat, atau loyo. Maka kita harus bertindak dengan cepat dengan menanyakan apa yang terjadi sehingga bisa seperti ini, dan ketika pasangan kita bertanya maka hendaknya kita bercerita dengan baik lagi jujur dan setelah mendengarkan yang sesungguhnya maka kita harus memberikan semangat agar kegairahan bercinta muncul kembali.
Pada dasarnya, sifat manusia itu menghendaki akan penguatan terhadap usaha yang dilakukannya, jika ia tidak memperoleh penguatan, maka ia tidak termotivasi dengan baik dalam menjalani suatu pekerjaan, begitu juga dalam hal menjalani kisah asmara bila salah satu pihak tidak memperoleh penguatan yang baik maka tingkat keharmonisan dalam bercinta akan mengendur, sebagai contoh dalam berkomunikasi, terkadang lawan jenis yang lelaki mengutarakan cinta dan rasanya yang begitu dalam, tapi jika tidak dikuatkan oleh lawan jenisnya maka sedikit tidaknya pengaruh sykologi akan terjadi, dan pihak lelaki akan merasakan konflik pribadi ringan. Dan hal ini akan menjadi masalah bagi dirinya pribadi dan ini juga akan menimbulkasn bahasa emosional yang tidak cerdas.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, banyak sekali masalah-masalah yang terjadi, hal ini tidak akan jadi masalah jika masalah tidak dipermasalahkan. Dan hendaknya setiap insan mempelajari dan mengamati dengan baik dan mendudukkan dengan baik persoalan yang terjadi dalam kehidupannya agar tidak jadi permasalahan. Dalam bercinta terkadang hal yang sering dibicarakan ialah persoalan yang menjadi permasalahan dari salah satu pihak yang mengalami permasalahan tersebut. Nah, ketika kita mengajak lawan asmara kita membicarakan permasalahan yang kita hadapi, dan ketika itu pula ia cenderung meremehkan pengaduan kita kepadanya maka hal ini akan terjadi konflik yang tidak diinginkan.
Menurut Darwis Hude, yang menurut penulis pendapatnya berhubungan dengan hal ini, ketika emosi seseorang meledak dikarenakan keinginannya tidak terpenuhi atau tidak mendapatkan penguatan yang baik. Maka orang tersebut perlu mengendalikan emosinya, salah satu cara untuk mengendalikan emosi yang ditawarkan oleh Darwis Hude ialah sebagai berikut:[1]
1. Pemberian maaf kepada pasangan kita
Emosi marah merupakan salah satu emosi negatif yang sangat mudah dikenali melalui ekspresi-ekspresi yang ditampilkannya, meliputi ekspresi wajah, nada suara sikap dan tingkah laku. Dari yang meledak-ledak seketika (eksplosif), nada suara sedikit meninggi, tamapak pada raut muka, hingga marah yang lirih (silent). Di samping ekspresi, marah juga memiliki tempo yang berbeda-beda, mulai dari marah yang berkepanjangan hingga marah yang sekejap dan dengan cepat menjadi kata maaf. Perbedaan itu sangat tergantung pada subyek, obyek, dan hubungan antara keduanya.
Menahan marah bukan berarti menyimpannya untuk sewaktu-waktu diletupkan, tetapi meleburnya dengan pemberian maaf.
Artinya: Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau Menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa.(Qs. An-nisa’: 149)
2. Relaksasi
Orang yang kelelahan sehabis olahraga berat memerlukan relaksasi untuk mengembalikan kondisi tubuh pada posisi normal. Demikian juga orang yang baru saja mengalami ketegangan emosional, perlu relaksasi. Bahkan, sebelum ketegangan memuncak, relaksasi juga perlu dilakukan sebagai kendali.
Relaksasi dapat dilakukan mulai dari yang sederhana hingga yang memerlukan latihan-latihan tertentu. Yang sederhana misalnya menarik nafas panjang, melemaskan otot-otot, berjalan-jalan melihat pemandangan luar, terutama pada saat emosi marah atau emosi negatif lainnya mulai terasa. Ada beberapa relaksasi yang diajarkan Nabi saw ketika emosi-emosi negative mengemuka, khususnya pada emosi marah, antara lain:
a. Berwhudu’
b. Mengubah posisi pada saat ini (sedang emosi). Jika emosi muncul dalam posisi berdiri, maka diubah menjadi duduk dengan pelan atau pergi berbaring (tiduran) dengan tenang.
c. Berdiam diri. Dalam diam itu kita membayangkan akibat buruk dari emosi dan bagaimana jeleknya ekspresi wajah dan penampilan ketika emosi tak terkendali. Menurut D. Goleman pergi menyendiri merupakan salah satu relaksasi yang cukup efektif dilakukan di saat-saat adrenalin dalam tubuh sedang melonjak. Tentu, akan lebih afdal jika relaksasi itu dibarengi sikap sabar dan salat yang khidmat, pelan, dan khusyuk.
Hal di atas sangat baik dilaksanakan jika emosi seseorang sedang meledak-ledak, namun jika emosi tersebut dikarenakan ulah dari pasangan kita, maka ada baiknya kita menceritakan dengan baik kepada pasangan kita dan mencari jalan terbaik untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan menampilkan solusi-solusi yang bijak yang saling menyenangkan bagi kedua sijoli yang menjalani cinta sejati. Dan berdiam diri yang baik ialah berdiam untuk merenungkan dan berpikir untuk menemukan titik temu dari permasalahan yang terjadi agar suatu hubungan kembali berjalan dengan normal, dan bukan berdiam diri untuk menjauh.
Terkait dalam pemecahan masalah yang terjadi, maka langkah-langkah yang harus di tempuh oleh kedua pasangan ialah mendefinisikan secara bersama-sama permasalahan yang terjadi, menetapkan hal yang melatarbelakangi masalah tersebut muncul, menentukan secara bersama-sama solusi yang tepat dan menjalankan solusi-solusi yang telah disepakati bersama.
Yang paling berperan dalam menjalani asmara ialah lelaki, wanita ingin dipahami, dimengerti, dan dibelai serta dimanja. Jadi, peran lelaki dua sekaligus yang diembannya, yakni memecahkan permasalahan yang terjadi pada dirinya, dan mencoba memahami, mengerti, membelai, memanja dan memecahkan permasalahan yang diemban oleh kekasihnya. Jadi, lelaki harus memiliki kemampuan intelektual yang bagus dalam berperan di dua area ini dan memiliki pengalaman yang tidak sedikit. Jika pihak lelaki kurang pengalamannya, kemampuan intelektualnya sedikit maka ini akan menjadi hal yang agak sulit bagi pihak lelaki, namun jika ia mampu walaupun pengalamannya sedikit ia akan menjadi manusia yang selalu berpikir dewasa lagi kreatif karena ia selalu dihadapi dengan permaslahan-permasalahan sulit. Tetapi jika pihak lelaki ini mampu mengimbangi semuanya dengan baik ia akan sukses di bidang asmaranya.
Dalam melakukan sesuatu orang cenderung serius dalam menjalaninya. Dan apabila orang yang kita cintai menjauhi kita, kita akan merasakan kehilangan dan sering sekali dalam menjalani hari-hari kita mengalami sebuah kelemahan rasa yang berakibat pada kelemahan daya karya, dan ini sangat parah bila tidak cepat dikendalikan dan juga akan menjadi kerusakan syaraf-syaraf rasa. Dan cara yang paling tepat bagi orang ini ialah ia harus mampu menikmati kondisinya dan melaksanakan hal-hal yang dapat menetaskan kesejahteraan bagi dirinya.
Untuk pasangan yang sudah memiliki keseriusan yang amat sangat dalam menjalin hubungan asamara hendaknya mereka tidak meninggalkan pasangannya, menduakan cintanya dan mempermainkannya. Namun hal yang perlu dilakukan ialah bertindak dengan sebaik mungkin agar terjadinya ikatan yang kuat, saling mengukuhkan dan lebih bijak lagi dalam menetapkan suatu ketetapan untuk kemaslahatan bersama.
Dari hal di atas, yang menjadi kesimpulan pada tulisan ini ialah agar hubungan asmara tetap utuh maka, kedua sijoli harus berbuat saling mulai dari yang terkecil hingga hal-hal yang terbesar dan yang paling diperlukan ialah kemampuan dan kecerdasan emosional yang baik agar cinta terjalin dengan baik. Dan tetap memiliki komitmen yang kuat demi abadinya asmara….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar